TANJAKAN 90 DERAJAT |
Keindahan Karst Goa Kalibbong Aloa Belae Pangkep Alamat keluharan biraeng, kecamatan minsatene kabupaten pangkep, sulawesi selatan Indonesia, Kalibong Alloa Cave, Pangkep, Lorongnya jauh. Panjangnya hampir Dua kilometer, lebarnya antara 300-400 meter. Tanjakannya ada dua yang hampir 90 derajat. Ia masuk kawasan Taman Nasional Bantimurung- Bulusaraung. Dalam bahasa setempat Kalibong berarti lubang dan Alo adalah penamaan untuk burung Julang Sulawesi.
Tiba di mulut gua, cucuran keringat dan beberapa luka lecet karena goresan batu karst tajam, menjadi tak berarti. Hamparan pemandangan yang bikin terpukau.Hamparan sawah berpetak-petak kecil, seperti buatan anak sekolah dasar saat menggambar. Begitu menyenangkan.
MULUT GUA |
MULUT GUA |
Seakan tak berada dalam gua. Udara tak lembab. Plafon gua di hiasi stalagtit, di dinding-dinding gua ada ornamen gorden, lantai berdiri stalagmit, terdapat danau-danau kecil, hingga aliran air dari batuan kalsit berkilau.Kalibong Alloa memiliki panjang 1,2 kimoleter. Salah satu bagian ada rute vertikal sedalam 90 meter.
Di pertengahan perjalanan kami menemukan ornamen yang dinamakan tirai pengantin. Ornamen ini tak lain gorden lebar. Saat disorot lampu, kilau seperti kristal. Putih bersih.
TIRAI PENGANTIN |
Pada ujung-ujung masih menetes air dan membentuk ornamen lain dari dasar lantai gua. Proses inilah yang disebut sebagai karstifikasi. Air hujan yang merembes melalui punggung-punggung karst membuka celah atau retakan dan menyimpan dalam batuan. Perjalanan membentuk ornamen gua, melalui proses kimia dari unsur air (H2O), udara (O2), dan karbon (CO2) yang larut bersama kalsit (CaCO3). Pada dasarnya sama dengan pembentukan karang di bawah laut.
Kami juga menemukan pilar, yakni proses panjang puluhan bahkan ratusan tahun yang menyatukan stalagtit dan stalagmit. Tak hanya satu pilar, ada puluhan.
AIR TERJUN BEKU |
MIRIP ORANG YANG SEDANG BERDOA |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar